Arus kali menggerus bibir landai
Mengalir parau terasuk limbah-limbah
tambang
Camar putih lantunkan shymphony
merdu seindah mozart
Melihat air menyetubuhi kerikil
dengan lelumpuran
Seonggok nafsu birahi parutkan kukunya
di jantung yang berdetak
seirama jantung jam
Merongrong jagad nurani yang
terhujamkan puing-puing stalagmit
Ku pernah mencoba..
Menahan arus angin yang
menghantam ragaku
Menahan laju tsunami yang
menenggelamkan hatiku
tapi ku tak kuasa..
Merubah khianat menjadi setia
Merubah benci menjadi cinta
Mungkin..
Tinta takdir telah mengering
Garis hidup telah tergambarkan
Yang benar tak akan salah
Yang salah pasti benar
Putih kan tetap putih
Hitam kan tetap hitam
Malam kan terusir oleh fajar
Badai pasti terganti oleh pelangi
Hijau pepohonan yang elok tersembunyi
Di hamparan gurun sahara
Pertolongan sang ILLahi
Kan datang di tengah lautam cobaan
Secepat kedipan mata
Kini ku harus sadar..
Bahwa malam kan terus gelap
& camar kan terus bersayap