Saat melangkahkan kaki menuju pusat-pusat perbelanjaan atau mall, kita akan menemukan berbagai gerai waralaba internasional berjajar di food court atau pusat jajan serba ada. McDonald’s (McD) dan KFC adalah contohnya. Gerai waralaba yang bergerak di bidang makanan dan minuman lainnya yang cukup populer adalah Starbucks.
Terasa ada sepercik kebanggaan
tersendiri ketika bertandang ke waralaba tersebut dan memesan makanan
atau minuman. Padahal, di negara asalnya, waralaba tersebut bisa menjadi
pilihan terakhir. Terlepas dari kontroversinya, mari belajar dari
perkembangan waralaba tersebut, mulai dari berdirinya hingga geliatnya
yang mendunia.
Starbucks

Ilustrasi
Starbucks,
perusahaan dengan jaringan kedai kopi yang mendunia ini bermarkas di
Seattle, Washington DC, Amerika Serikat. Tokoh yang berperan penting
dalam pengembangan Starbucks adalah Howard Schultz. la berhasil mengubah
Starbucks yang dimulai dari gerai kecil menjadi raksasa gerai kopi
dunia. Hingga kini Starbucks mempunyai lebih dari 20.000 kedai di lebih
dari 60 negara.
Di Indonesia, Starbucks hadir pertama kali di Plaza Indonesia pada
tahun 2002. Perkembangan gerai kopi ini cukup pesat. Hingga 2013
Starbucks telah memiliki 152 gerai di 12 kota besar di Indonesia.
Pemegang lisensi utamanya adalah PT Sari Coffee Indonesia yang berada di
bawah naungan PT Mitra Adi Perkasa.
Minuman yang tersaji dalam hitungan menit, praktis, enak, serta
pelayanan yang ramah dan cekatan menjadi nilai plus untuk Starcbucks. Di
Indonesia, bersantai di Starbucks pun seolah menjadi gengsi tersendiri.
Ini yang membuat Starbucks digemari.
McDonald’s

Ilustrasi
Rumah
makan cepat saji ini didirikan Dick dan Mac McDonald pada 1940 di
Amerika Serikat. Selanjutnya, Ray Krocr membeli rumah makan cepat saji
ini dan memperluas cabangnya hingga ke seluruh dunia.
Kini McD, demikian ia diakrabi, mempunyai lebih dari 30.000 rumah
makan di seluruh dunia. Sajian utamanya adalah hamburger. Sebagai
pendamping, tersedia kentang goreng, ayam goreng filet, dan khusus di
Indonesia tersedia ayam goreng dan nasi.
Tentu Anda mengenal ikon McD yaitu Ronald McDonald dengan rambut
keriting merah menyala. Sebenarnya, logo awal McD adalah Speede yang
berwujud pria bertopi koki dengan kepala yang berbentuk hamburger.
Namun, ikon ini digantikan oleh Ronald dengan huruf M besar yang
melengkung bak busur berwarna kuning.
Kepopuleran McD tidak lepas dari pelayanannya yang serba praktis dan
cepat. Menu beragam dengan rasa yang enak juga membuat McD semakin
menjadi idola. Bahkan, McD menyajikan menu-menu yang sesuai dengan
tradisi negara yang bersangkutan. Misalnya burger vegetarian untuk McD
di India.
Dunkin’ Donuts

Ilustrasi
Gerai
Dunkin’ Donuts pertama kali didirikan pada 1950 oleh William Rosenberg.
Nama awalnya bukanlah Dunkin’ Donuts, melainkan Open Kettle. Gerai
kecil di Boston, Amerika Serikat ini ternyata menyedot perhatian
pembeli. Nama Open Kettle pun diubah menjadi Dunkin’ Donuts. Pada 1983,
perusahaan yang membawahi Togo’s dan Baskin Robbins membeli Dunkin’s
Donuts.
Di Indonesia, Dunkin’ Donuts masuk pertama kali pada 1985 di Jakarta.
Kini lebih dari 200 gerai Dunkin’s Donuts tersebar di berbagai kota
besar di Indonesia seperti Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Medan, dan
Makassar. Standardisasi di tiap gerai Dunkin’ Donuts, perubahan desain
yang mengikuti tren, serta kualitas produk yang terjaga menjadi kunci
Dunkin’ Donuts.
KFC

Ilustrasi
KFC
atau Kentucky Fried Chicken merupakan salah satu rumah makan cepat saji
yang juga berasal Amerika Serikat. Harland David Sanders atau lebih
dikenal sebagai Kolonel Sanders menjual ayam goreng buatannya yang
pertama pada 1930. la mengenalkan ayam gorengnya di restoran yang
bernama Sanders Court & Café. Begitu populernya Kolonel Sanders, ia
mendapatkan gelar sebagai Kentucky Kolonel pada 1936.
Dalam mengembangkan restorannya, Kolonel Sanders menggunakan
penggoreng bertekanan untuk menghasilkan ayam goreng yang cepat masak
dalam waktu yang lebih singkat, ia juga mengembangkan resep asli
(original recipe) dari 11 bumbu dan rempah-rempah.
Sebutan Kentucky Fried Chicken muncul ketika Kolonel Sanders bekerja
sama dengan temannya, pete Harman. Ikon KFC yang berupa pria tua
berjanggut putih merupakan hasil gambaran dari seorang pelukis yang
disewa Harman. Sempat mengalami perubahan ikon beberapa kali, hingga
kini logo KFC berwujud pria tua berkumis dengan latar belakang merah dan
celemek merah.
Namun, seiring perkembangan pesat restorannya, Kolonel Sanders merasa
kewalahan mengurus gerai-gerai restorannya. Akhirnya, pada 1971, KFC
dipegang oleh perusahaan makanan dan minuman Heublein. Namun, hal ini
sempat menimbulkan sengketa berkepanjangan. Pemilik terakhir KFC adalah
PepsiCo.
Orisinalitas dan konsistensi mempertahankan ciri khas adalan kunci
rahasia KFC. Meskipun sempat mengalami masalah dalam kepemilikan,
identitas ataupun pola pelayanan di KFC tidak berubah.